Kamis, 24 Maret 2016

Puisi Sendu

Diwana Nararia
By : Dwiana Nararia

SENDU

Seandainya lautan bergejolak, mungkin hatiku akan lebih gaduh tanpamu.
Seandainya sang guntur bergemuruh, mungkin hatiku akan lebih kacau darinya.

Sentuhanmu memang berbeda meskipun tanganmu kasar dan lusuh, meskipun senyummu mulai lesu.
Entah, mengapa aku selalu rindu dekapanmu itu.
Aku rindu tatapan matamu.
Aku bahkan rindu setiap desah nafasmu.
Ibu, tahukah engkau, anakmu di rantau merana merinduimu?

Hatiku membiru bahkan beku setiap termenung.
Termenung menatap gambarmu yang bisu
Suaramu? Ah! sudah lah, it semua semakin membuatku mengutuk diriku dalam sendu.

Bu, tetaplah menjadi cita-citaku.
Tetaplah menjadi kekuatan terhebatku.
Karena restumu adalah restu Sang Maha Cinta.

0 komentar:

Posting Komentar