Terminal Tun Aminah, Skudai. |
Perjalanan itu dimulai pada hari jumat malam, saya, Rusli, Masito, Cici, Tuti, Esti dan Vina berangkat ke Yogyakarta via Kuala Lumpur. Dari Johor Bahru kami memilih transportasi darat untuk sampai ke Kuala Lumpur. Pak Taufik, Staff Teknis Polri KJRI Johor Bahru melepas keberangkatan kami di Terminal Tun Aminah, Skudai.
Kuala Lumpur International Airport 2 |
Waktu setempat menunjukkan jam 7 lebih, kami bersiap-siap untuk boarding. Masuk pintu keberangkatan internasional, lalu kami pun antri dengan teratur untuk pengecekan imigrasi dan kemudian kami duduk manis di ruang tunggu gate 11 sambil menunggu waktu check in.
Tepat jam 10:00 waktu Malaysia pesawat yang kami tumpangi lepas landas dari Kuala Lumpur International Airport. Berada atas ketinggian sekitar 3000 kaki selama kurang lebih 2 jam, pesawat pun mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Sesampainya di Yogyakarta, nuansa jawa pun sangat terasa ketika terdengar musik tradisional, announcement atau pengumuman di bandara ini menjadikan sesuatu yang unik dibandingkan bandara lain yaitu pengumuman dengan menggunakan 3 bahasa, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris.
Terminal Adisutjipto Yogyakarta |
Bale Raos Restoran, Keraton Yogyakarta |
Kemudian perjalanan pun di lanjutkan ke Alun-alun Kidul, disana terdapat sebuah pohon kembar yang konon katanya kalau kita dengan menutup mata bisa berjalan lurus sampai ketengah-tengah pohon maka permintaan kita akan terkabul. Kami pun penasaran dan lalu mencobanya, alhasil 9 dari kami yang mencoba hanya 2 orang yang berhasil berjalan lurus sampai ketengah-tengah kedua pohon kembar itu, selebihnya ada yang serong kanan dan serong kiri.
Hari pun mulai sore, kami beranjak pergi dari Alun-alun Kidul menuju Kirana Guest House tempat kami menginap yang terletak tidak jauh dari Malioboro. Pak Agus langsung tancap menggunakan mobil yang bermuatan lebih 10 orang itu menyusuri jalanan Yogyakarta dengan lancar sehingga kami selamat sampai di penginapan. Sesampainya di penginapan kami istirahat sejenak, mandi dan bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan sore sampai malam ke destinasi berikutnya.
Tebing Breksi |
Puas disana dan setelah sholat magrib, Pak Wino dan Pak Agus pun mengajak kami melanjutkan ke tempat makan di Sate Klatak. Sebuah restoran yang menjual sate kambing yang terkenal kelezatannya. Untuk dapat menikmati Sate Klatak kami harus menunggu hingga lebih dari 1 jam, karena banyaknya pengunjungan memesan menu ini.
Perut yang kenyang tak membuat kami malas melanjutkan perjalanan, lanjut terus jangan kasih kendor. Destinasi berikutnya kami dibawa ke Malioboro, ya Malioboro yang terkenal sebagai tempat yang wajib di kunjungi di Yogyakarta. Malioboro adalah nama jalan yang sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg Jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art dan lain-lain di sepanjang jalan ini. Setiap malam Malioboro tidak pernah sepi, mulai dari anak-anak hingga dewasa serta orang tua, dan mulai dari warga lokal hingga warga luar Jogja selalu memenuhi kawasan ini. Hal itu yang membuat Malioboro menjadi salah satu tempat yang wajib di kunjungi.
Malioboro |
Tanpa disadari, rasa lelah itu seperti tidak begitu terasa. Di mulai dari KLIA2, lalu berkeliling Yogyakarta dan finish di Malioboro.
Bersambung.......
Terbaik
BalasHapus👍
I like i like... Keren cin.. Lanjut
BalasHapusMakin kren saja wawasan Nusantaranya...
BalasHapusAyo diagendakan juga dong buat selain Paskibra